Cewek: aku pengen ngomong.
Cowok: ngomong aja…!
Cewek: bla…bla…bla…. (panjang x lebar x tinggi)
Cewek: Hei!!!!! (dengan nada marah luar biasa). Apa bibir aku lebih menggoda untuk kamu ciumin dibanding kalimat-kalimat yang aku omongin? Apa tubuhku terlalu menyita perhatian kotormu dibanding menyediakan telingamu untuk mendengarkan aku?
Cowok: Tapi aku ngedengerin!!!
Cewek: Ga! kamu terlalu sibuk berusaha melumat habis bibirku…. memeluk tubuhku!
Cowok: aku hanya kangen
Cewek: kangen?
Cowok: aku cinta sama kamu
Cewek: hah? cinta?? jika semua yang kamu lakuin itu kamu sebut bahasa cinta, maka aku KASIHAN sama kamu. kamu terlalu MISKIN. SANGAT MISKIN untuk bisa membahasakan cinta dengan “kalimat” lain.
Hahah…. sempit, miskin, tidak kreatif… membahasakan cinta intinya adalah bagaimana menyampaikan cinta dengan keabstrakannya (yang cuma ada di hati) agar dimengerti, dirasakan, diapresiasi… (entah apa lagi)
Tadi malam saya dapatkan “bahasa cinta” itu… (lagi-lagi on the phone, karena lagi-lagi jarak belum cukup bersahabat untuk menjadikan saya dan dia berada pada ruang dan waktu yang sama).
saya: bee, besok aku bangun jam 3an. Bee mau dibangunin jam segitu?
dia: bangunin aja. Mau shalat?
saya: ya… sekalian minum susu, mau shaum
dia: mau shaum? ya udah bee temenin
Meski akhirnya harus nelpon berulang-ulang, pakai dua telepon pula. Tapi dia bangun, temani saya sholat, sahur… Dan saya mengerti, tentang cinta yang dia punya.
Cowok: ngomong aja…!
Cewek: bla…bla…bla…. (panjang x lebar x tinggi)
Cewek: Hei!!!!! (dengan nada marah luar biasa). Apa bibir aku lebih menggoda untuk kamu ciumin dibanding kalimat-kalimat yang aku omongin? Apa tubuhku terlalu menyita perhatian kotormu dibanding menyediakan telingamu untuk mendengarkan aku?
Cowok: Tapi aku ngedengerin!!!
Cewek: Ga! kamu terlalu sibuk berusaha melumat habis bibirku…. memeluk tubuhku!
Cowok: aku hanya kangen
Cewek: kangen?
Cowok: aku cinta sama kamu
Cewek: hah? cinta?? jika semua yang kamu lakuin itu kamu sebut bahasa cinta, maka aku KASIHAN sama kamu. kamu terlalu MISKIN. SANGAT MISKIN untuk bisa membahasakan cinta dengan “kalimat” lain.
Hahah…. sempit, miskin, tidak kreatif… membahasakan cinta intinya adalah bagaimana menyampaikan cinta dengan keabstrakannya (yang cuma ada di hati) agar dimengerti, dirasakan, diapresiasi… (entah apa lagi)
Tadi malam saya dapatkan “bahasa cinta” itu… (lagi-lagi on the phone, karena lagi-lagi jarak belum cukup bersahabat untuk menjadikan saya dan dia berada pada ruang dan waktu yang sama).
saya: bee, besok aku bangun jam 3an. Bee mau dibangunin jam segitu?
dia: bangunin aja. Mau shalat?
saya: ya… sekalian minum susu, mau shaum
dia: mau shaum? ya udah bee temenin
Meski akhirnya harus nelpon berulang-ulang, pakai dua telepon pula. Tapi dia bangun, temani saya sholat, sahur… Dan saya mengerti, tentang cinta yang dia punya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar